A.
Pengertian Perkembangan
Bahasa
Bahasa adalah suatu sistem simbol yang digunakan untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Pada manusia, bahasa ditandai oleh daya cipta
yang tidak pernah habis dan adanya sebuah system aturan. Jadi, Perkembangan
Bahasa ialah suatu kemampuan individu untuk menciptakan sebuah kalimat bermakna
yang tidak pernah berhenti dengan menggunakan seperangkat kata dan aturan yang
terbatas yang menjadikan bahasa sebagai upaya yang sangat kreatif. System
aturan bahasa mencakup fonologi, morfologi, sistaksis, semantik dan prakmantik.
Pendekatan
filosofis-teoritis menempatkan bahasa sebagai seperangkat aturan (set of
rules) yang memang sudah ada dalam otak manusia (Chomsky, 1965). Ketika seperangkat
aturan yang dibawa sejak lahir tersebut dihadapkan pada data atau bahasa yang
didengar disekitarnya, maka ‘perangkat’ yang ada di otak akan menyesuaikan atau
‘dicetak’ sesuai dengan bahasa tersebut. Ini adalah cara memandang bahasa dari
sudut psikologi. Yang perlu dicatat adalah bahwa kedua cara pandang, yakni dari
segi semiotika sosial dan psikologi tidak bertentangan, bahkan keduanya saling
mengisi.
Pertimbangan
psikologis berangkat dari asumsi bahwa bahasa harus diajarkan kepada para siswa
sesuai dengan metode dan strategi tertentu, sehingga belajar bahasa menjadi
suatu aktivitas yang menyenangkan dan menarik bagi siswa. Strategi untuk
menciptakan proses pembelajaran bahasa yang menarik dan menyenangkan bagi siswa
bisa dilaksanakan dengan optimal jika guru banyak memahami aspek-aspek
psikologis siswa dalam belajar bahasa.
B.
Teori-teori Perkembangan
Bahasa
1.
Jean Piaget
Piaget mengatakan bahwa bahasa baru muncul ketika
anak sudah mencapai tahap perkembangan yang sudah lebih maju. Sehingga menurut Piaget,
perkembangan kognitif mempengaruhi perkembangan bahasa anak. Piaget tidak memberikan penekanan terhadap pentingnya
bahasa dalam perkembangan kognitif anak. Bagi Piaget bukan perkembangan bahasa
pertama yang paling fundamental dalam perkembangan kognitif melainkan aktivitas
atau action.
Menurut Piaget, ada dua
kategori berbahasa yang utama pada anak-anak pra-operasional (2-7 tahun), yaitu
:
a.
Berbicara Egosentris (Egocentric Speech)
Berbicara egosentris adalah ketika anak-anak tidak peduli kepada siapa
mereka berbicara atau apakah ada yang mendengarkan atau tidak.
Ciri-cirinya yaitu :
·
Pengulangan atau Repetisi, yang digunakan anak-anak
semata-mata karena ingin mengatakan sesuatu atau senang berbicara, serta tidak
ada karakter lain dalam pembicaraannya.
·
Monolog, yaitu ketika anak-anak
berbicara pada diri mereka sendiri seolah-olah mereka sedang berfikir dengan
mengucapkannnya keras-keras.
·
Monolog Kolektif, yaitu ketika ada anak-anak
lain di dekatnya tetapi anak-anak itu juga tidak mendengarkan apa yang ia
katakan.
b.
Berbicara Sosial (Socialized Speech)
Berbicara sosial adalah ketika anak-anak saling bertukar pikiran satu
sama lain, mengkritisi satu sama lain, bertanya, menjawab, dan bahkan
memerintah atau mengancam.
2.
Bruner
Menurut Bruner (dalam Helena, 2004) bahasa adalah alat yang
paling penting bagi pertumbuhan kognitif anak. Bruner meneliti bagaimana orang
dewasa menggunakan bahasa untuk menjembatani dunia sekitar dengan anak-anak dan
membantu mereka memecahkan masalah. Pembicaraan atau “omongan” yang mendukung
anak dalam melakukan kegiatan disebut scaffolding talk. Scaffolding talk
atau omongan guru yang digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan di kelas,
dapat berlangsung mulai dari memeriksa presensi sampai membubarkan kelas.
3.
Lev Vygotsky
Perkembangan bahasa
sangatlah penting dalam perkembangan kognitif anak. Menurut Vygotsky, Private
speech adalah salah satu cara yang dapat membantu perkembangan bahasa anak.
Private speech merupakan komunikasi yang dilakukan dengan diri sendiri.
Biasanya private speech ini dilakukan dengan 2 cara, secara internal
yaitu berbicara dalam hati dan tanpa bersuara, atau secara eksternal yaitu
berbicara dengan suara. Private speech juga merupakan salah satu bentuk penggunaan
bahasa yang bertujuan untuk mengembangkan anak menjadi pribadi yang mandiri.
Private speech yang dikemukakan oleh
Vygotsky ini memiliki banyak sekali kegunaan. Seorang anak yang sering
menggunakan private speech dalam perkembangan bahasanya, maka ia akan
tumbuh menjadi pribadi yang lebih pandai berkomunikasi dan berinteraksi secara
social dibandingkan dengan anak yang sedikit bahkan tidak pernah menggunakan private
speech. Sehingga bisa dikatakan bahwa private speech merupakan
transisi awal untk menjadi seseorang yang komunikatif secara social. Selain
itu, ternyata private speech juga memiliki peran dalam bagaimana harus
menata perilaku. Private speech juga mampu membantu anak dalam membentuk
pribadi yang penuh perhatian serta memiliki kinerja yang bagus.
Private speech juga mampu digunakan
sebagai alat dalam menyelesaikan suatu masalah. Hal ini tampak pada anak dalam
tahap kognitif pra-operasional, dimana ketika anak yang berusaha memikirkan
penyelesaian masalah yang dihadapinya dengan menggunakan suara keras. Namun,
ketika anak telah memasuki tahap operasional konkrit, private speech
tidak terdengar lagi.
4.
Roger Brown
Menurut Roger Brown (1973), perkembangan bahasa
terbagi menjadi 5 tahap yaitu :
Tahap
|
Usia
Rata-rata (Bulan)
|
Panjang Pengucapan Rata-rata (Jumlah Rata-rata per Kalimat)
|
Karakteristik
|
Kalimat yang Lazim Diucapkan
|
1.
|
12-26
|
1,00-2,00
|
Perbendaharaan kata
utamanya terdiri dari banyak kata benda dan kata kerja dengan sedikit kata
sifat dan kata keterangan; urutan kata diperhatikan.
|
Bayi mandi
|
2.
|
27-30
|
2,00-2,50
|
Penggunakaan kata jamak;
menggunakan past tense, penggunaan be, kata depan, beberapa preposisi.
|
Mobil maju cepat
|
3.
|
31-34
|
2,50-3,00
|
Menggunakan pertanyaan
ya-tidak, menggunakan kalimat sanggahan dan kalimat berita.
|
Letakkan bayi itu
|
4.
|
35-40
|
3,00-3,75
|
Melekatkan kalimat yang
satu dalam kalimat yang lain.
|
Itu mobil baru yang ibu
beli untukku
|
5.
|
41-46
|
3,75-4,50
|
Koordinasi antara
kalimat-kalimat sederhana dan hubungan-hubungan proporsional.
|
Jenny dan Cindy itu
saudara
|
C.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Perkembangan Bahasa
Ada tiga faktor yang paling signifikan yang mempengaruhi anak dalam
berbahasa, yaitu :
1.
Faktor Biologis
Faktor bahasa adalah salah satu landasan perkembangan bahasa untuk
membentuk manusia menjadi seorang manusia linguistic. Setiap anak mempunyai
language acquisition device (LAD), yaitu kemampuan alamiah anak untuk
berbahasa.
2.
Faktor Kognitif
Faktor kognitif individu merupakan satu hal yang tidak bisa dipisahkan
pada perkembangan bahasa anak. Para ahli kognitif juga menegaskan bahwa
kemampuan anak berbahasa bergantung pada kematangan kognitifnya.
3.
Faktor Lingkungan
Para pakar perilaku (behaviorists) memandang bahasa sama seperti perilaku
lainnya, misalnya duduk, berjalan atau berlari. Mereka berpendapat bahwa bahasa
hanya merupakan urutan respons atau sebuah imitasi. Tetapi banyak kalimat yang
kita hasilkan adalah baru, kita tidak mendengarkan atau membicarakan
sebelumnya. Misalnya, anak mendengar kalimat “Piring jatuh ke lantai” dan
kemudian mengatakan, “Cerminku jatuh ke selimut” setelah menjatuhkan cermin ke
arah selimut mekanisme penguatan dan imitasi tidak bisa menjelaskan perilaku
itu secara sempurna.
Menurut Jean Piaget, secara rinci dapat diidentifikasi
sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa, yaitu:
a.
Kognisi (Proses Memperoleh
Pengetahuan)
Tinggi
rendahnya kemampuan kognisi individu akan mempengaruhi cepat lambatnya
perkembangan bahasa individu. Ini relevan dengan pembahasan sebelumnya bahwa
terdapat korelasi yang signifikan antara pikiran dengan bahasa seseorang.
b.
Pola Komunikasi Dalam Keluarga
Dalam
suatu keluarga yang pola komunikasinya banyak arah akan mempercepat
perkembangan bahasa keluarganya.
c.
Jumlah Anak Atau Jumlah Keluarga
Suatu
keluarga yang memiliki banyak anggota keluarga, perkembangan bahasa anak lebih
cepat, karena terjadi komunikasi yang bervariasi dibandingkan dengan yang hanya
memiliki anak tunggal dan tidak ada anggota lain selain keluarga inti.
d.
Posisi Urutan Kelahiran
Perkembangan
bahasa anak yang posisi kelahirannya di tengah akan lebih cepat ketimbang anak
sulung atau anak bungsu. Hal ini disebabkan anak sulung memiliki arah
komunikasi ke bawah saja dan anak bungsu hanya memiliki arah komunikasi ke atas
saja.
e.
Kedwibahasaan(Pemakaian dua bahasa)
Anak
yang dibesarkan dalam keluarga yang menggunakan bahasa lebih dari satu atau
lebih bagus dan lebih cepat perkembangan bahasanya ketimbang yang hanya
menggunakan satu bahasa saja karena anak terbiasa menggunakan bahasa secara
bervariasi. Misalnya, di dalam rumah dia menggunakan bahasa sunda dan di luar
rumah dia menggunakan bahasa Indonesia. Dalam bukunya “Psikologi Perkembangan
Anak dan Remaja” Syamsu Yusuf mengatakan bahwa perkembangan bahasa dipengaruhi
oleh 5 faktor, yaitu: faktor kesehatan, intelegensi, statsus sosial ekonomi,
jenis kelamin, dan hubungan keluarga.
Karakteristik perkembangan bahasa remaja sesungguhnya didukung oleh
perkembangan kognitif yang menurut Jean Piaget telah mencapai tahap operasional
formal. Sejalan dengan perkembangan kognitifnya, remaja mulai mampu
mengaplikasikan prinsip-prinsip berpikir formal atau berpikir ilmiah secara
baik pada setiap situasi dan telah mengalami peningkatan kemampuan dalam
menyusun pola hubungan secara komperhensif, membandingkan secara kritis antara
fakta dan asumsi dengan mengurangi penggunaan simbol-simbol dan terminologi
konkret dalam mengomunikasikannya.
D.
Pengaruh Perkembangan
Bahasa terhadap Perilaku
Bahasa hanyalah bentuk lain dari perilaku. Para ahli
perilaku yakin bahasa dipelajari khususnya melalui penguatan dan imitasi,
walaupun kemungkinan ini lebih merupakan usaha yang memudahkan pembelajaran
bahasa daripada hal mutlak diperlukan.
Kebanyakan anak diperkenalkan dengan bahasa sejak awal
perkembangan mereka. Beberapa cara orang dewasa mengajarkan bahasa pada bayi
ialah motherese, recasting, echoing, expanding, dan labeling. Orang tua
sebaiknya berbicara pada anak secara ekstensif, khususnya tentang apa yang
sedang bayi pelajari pada saat itu. Pembicaraan sebaiknya mengutamakan
pembicaraan secara langsung, bukan pembicaraan mekanis.
Menurut
tokoh psikologi Piaget, dua macam perkembangan dapat terjadi sebagai hasil dari
beraktivitas, yaitu asimilasi dan akomodasi. Suatu perkembangan disebut
asimilasi jika aktivitas terjadi tanpa menghasilkan perubahan pada anak,
sedangkan akomodasi terjadi jika anak menyesuaikan diri terhadap hal-hal yang
ada di lingkungannya. Misalnya menurut contoh Cameron (2001), ketika anak sudah
bisa menggunakan sendok dan kemudian diberi garpu dan dia menggunakan garpu
(alat makan baru) sebagaimana ia menggunakan sendok yang berfungsi sebagai alat
makan yang dikenal sebelumnya, berarti ia telah melakukan asimilasi. Akan
tetapi, ketika ia sadar bahwa dengan garpu ia memiliki kesempatan untuk makan
dengan cara menusukkan garpu ke makanan dan bukan cuma menyendoknya. Dengan
demikian, anak itu telah melakukan akomodasi.
Pada mulanya
asimilasi dan akomodasi merupakan proses adaptasi perilaku yang kemudian
menjadi proses berpikir. Akomodasi merupakan konsep penting yang kemudian
dipertimbangkan dalam dunia pembelajaran bahasa yang dikenal dengan sebutan restructuring.
Istilah ini mengacu kepada reorganisasi representasi mental dalam sebuah bahasa
(McLaughlin, 1992). Maksudnya, anak telah memiliki pola-pola bahasa dalam
pikirannya, tetapi ketika dihadapkan kepada fakta bahasa (pola) baru dan fakta
baru tersebut memiliki potensi untuk berkomunikasi dengan cara berbeda, maka
anak melakukan penyesuaian dengan pola-pola baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar