Sabtu, 05 Mei 2012

Dasar-dasar BK " Teori Gestalt "


A.    RIWAYAT HIDUP
·      Berawal dari karya tulis Max Wertheimer (1912) dari Jerman, juga psikolog Koffka (1935) dan Kohler (1940)
·      juga oleh J.B. Watson dari Amerika (1913)
·      istilah “gestalt” dalam bahasa Jerman sebenarnya sulit diterjemahkan ke bahasa2 lain, tapi bisa diterjemahkan sebagai “shape”; “form”; “configuration”; “pattern” (dlm bahasa Inggris), atau “bentuk”; “hakekat”; “esensi”; “totalitas” (dlm bhs Indonesia)
·      karena susah diterjemahkan secara pas, maka disepakati untuk tetap menggunakan istilah yang original – “Gestalt

B.       HAKEKAT MANUSIA MENURUT GESTALT
Pendekatan konseling ini berpandangan bahwa manusia dalam kehidupannya selalu aktif sebagai suatu keseluruhan. Setiap individu bukan semata-mata merupakan penjumlahan dari bagian-bagian organ-organ seperti hati, jantung, otak, dan sebagainya, melainkan merupakan suatu koordinasi semua bagian tersebut. Manusia aktif terdorong kearah keseluruhan dan integrasi pemikiran, perasaan, dan tingkah lakunya.
Setiap individu memiliki kemampuan untuk menerima tanggung jawab pribadi, memiliki dorongan untuk mengembangkan kesadaran yang akan mengarahkan menuju terbentuknya integritas atau keutuhan pribadi. Jadi hakikat manusia menurut pendekatan konseling ini adalah :
a.       tidak dapat dipahami, kecuali dalam keseluruhan konteksnya,
b.      merupakan bagian dari lingkungannya dan hanya dapat dipahami dalam kaitannya dengan lingkungannya itu,
c.       aktor bukan reaktor,
d.      berpotensi untuk menyadari sepenuhnya sensasi, emosi, persepsi, dan pemikirannya,
3
e.       dapat memilih secara sadar dan bertanggung jawab
f.       mampu mengatur dan mengarahkan hidupnya secara efektif.

Dalam hubungannya dengan perjalanan kehidupan manusia, pendekatan ini memandang bahwa tidak ada yang “ada” kecuali “sekarang”. Masa lalu telah pergi dan masa depan belum dijalani, oleh karena itu yang menentukan kehidupan manusia adalah masa sekarang.
Dalam pendekatan ini, kecemasan dipandang sebagai “kesenjangan antara saat sekarang dan kemudian”. Jika individu menyimpang dari saat sekarang dan menjadi terlalu terpaku pada masa depan, maka mereka mengalami kecemasan.
Dalam pendekatan gestalt terdapat konsep tentang urusan yang tak selesai (unfinished business), yakni mencakup perasaan-perasaan yang tidak terungkapkan seperti dendam, kemarahan, kebencian, sakit hati, kecemasan, kedudukan, rasa berdosa, rasa diabaikan. Meskipun tidak bisa diungkapkan, perasaan-perasaan itu diasosiasikan dengan ingatan-ingatan dan fantasi-fantasi tertentu. Karena tidak terungkapkan di dalam kesadaran, perasaan-perasaan itu tetap tinggal pada latar belakang dan di bawa pada kehidupan sekarang dengan cara-cara yang menghambat hubungan yang efektif dengan dirinya sendiri dan orang lain. Urusan yang tak selesai itu akan bertahan sampai ia menghadapi dan menangani perasaan-perasaan yang tak terungkapkan itu.

C.    PRIBADI SEHAT
Menurut Pearls individu itu selalu aktif sebagai keseluruhan individu bukanlah jumlah dari bagian-bagian atau organ – organ semata. Individu yang sehat adalah yang seimbang antara ikatan organisme dengan lingkungan. Karena itu pertentangan antara kebradaan sosial dengan biologis merupakan konsep dasar teori gestalt
Menurut Pearls banyak sekali manusia yang mencoba menyatakan apa yang seharusnya dari pada menyatakan apa yang sebenarnya. Perbedaan aktualisasi gambaran diri dan aktualisasi diri benar-benar merupakan kritis pada manusia.
Pribadi yang dinyatakan sehat apabila
1.      Sadar tentang apa yang dilakukan
2.      Sadar tentang apa dirinya dan hambatan yang ada pada drinya
3.      Mampu menghilangkan hambatan dan mengembangkan kesadaran dirinya
4

D.    KONSELING GESTALT

Proses konseling teori Gestalt mula-mula diarahkan untuk mendorong mengarahkan konseli mencapai kesadaran. Kesadaran ini akan menjadi eahana bagi terjadinya perubahan. Dengan kata lain, perubahan perilaku tidak akan terjadi sebelumkonseli mencapai kesadaran. Jika konseli dapat memperoleh kesadaran tentang masalah-masalah yang tak terselesaikan, kekuatan dan sumber-sumber pribadinya, maka mereka akan menemukan jalan yang mudah menuju pemecahan masalah dan mencapai perkembangan dan aktualisasi diri. Kesadaran ini khususnya berkenaan dengan tubuh. Menurut para ahli konseling Gestalt, banyak orang yang memiliki kecenderungan untuk terlalu menekankan pada kesadaran intelektual dan mengabaikan pesan-pesan dari tubuh dan inderanya. Oleh karena itu proses konseling diarahkan pada upaya membangkitkan kesadaran konseli tentang tubuhnya.
Proses membangkitkan kesadaran dapat dicapai dengan cara mengembangkan hubungan atau aliansi terpeutik yang kondusif, manusiawi, dan menekankan pada aspek-aspek personal konseli. Hubungan yang ditekankan dalam proses teori Gestalt adalah hubungan unik yang mereka sebut “saya dan kamu”. Bentuk hubungan ini menuntut konselor dan konseli untuk sepenuhnya menghayati keadaan pada tataran “disini dan sekarang”. Konselor bekerja dengan tulus dan menyadari sepenuhnya perasaan, pengalaman, dan persepsi mereka sendiri, serta membangun iklim hubungan yang dapat mendorong konseli mengembangkan kepercayaan, kesadaran, dan kesediaan untuk mencoba cara-cara baru dalam merasa, berfikir, dan bertindak.
Konselor juga mendorong konseli untuk berperan aktif dalam proses terapeutik dan mengambil tanggung jawab dalam membuat pilihan atau keputusan berkenaan dengan informasi mana yang akan ia gunakan dari seluruh informasi yang muncul dalam sesi-sesi konseling. Dalam hal ini konselor dianjurkan untuk tidak menginterupsi upaya-upaya konseli dalam memecahkan masalahnya. Namun, ketika konselor melihat konseli melakukan kesalahan atau menjadi tidak konsisten / kongruen, konselor dapat mengingatkan hal itu.

5
Garis-garis besar terapi Gestalt
1.      Fase pertama : membentuk pola pertemuan terapeutik agar tercapai situasi yang memungkinkan perubahan-perubahan yang diharapkan pada klien. Situasi mengandung komponen emosional dan intuitif.
2.      Fase kedua : melaksanakan pengawasan , konselor berusaha meyakinkan atau memaksa klien mengikuti prosedur yang telah ditetapkan sesuai dengan keadaan klien. Dua hal yang harus dilakukan :
ü  Menimbulkan motivasi pada klien.
ü  Menciptakan rapport yaitu hubungan baik antara konselor dan klien agar timbul rasa percaya klien bahwa segala usaha konselor itu disadari benar oleh klien untuk kepentingannya.
3.      Fase ketiga : klien didorong untuk mengatakan perasaan-perasaannya pada pertemuan-pertemuan terapi saat ini, bukan menceritakan masa lalu atau harapan-harapan masa datang.
4.      Fase terakhir : setelah klien memperoleh pemahaman dan penyadaran tentang dirinya, tindakannya, perasaannya, maka terapi ada pada fase terakhir. Pada fase ini klien harus memiliki ciri-ciri yang menunjukan integritas kepribadiannya sebagai individu yang unik dan manusiawi. Klien harus memiliki kepercayaan pada potensinya. Menyadari diriny, sadar dan bertanggung jawab atas sifat otonominya, perbuatannya, perasaan-perasaannya, pikiran-pikirannya

E.     TUJUAN TEORI GESTALT
Secara umum tujuan konseling Gestalt adalah sama dengan tujuan konseling eksistensial. Namun secara khusus berbeda. Seligman (2001:265) mengemukakan sejumlah tujuan khusus konseling Gestalt yang bersifat unik, yakni untuk membantu konseli agar mampu untuk :
·         Mencapai kesadaran diri.
·         Menghayati hidup pada tataran disini dan sekarang.
·         Mengungkapkan masalah- masalah pribadi yang tak terselesaikan.


6
·         Mencapai dan memanfaatkan sumber-sumber potensi pribadinya.
·         Mengurangi ketergantungan pada orang lain atau lingkungan.
·         Meningkatkan rasa tanggung jawab, membuat pilihan yang tepat dan memperoleh kemampuan diri.
·         Melakukan kontak yang bermakna dengan semua aspek dirinya, orang lain, dan lingkungannya
·         Meningkatkan harga diri, penerimaan diri dan aktualisasi dirinya.
·         Menurunkan polaritas, khususnya polaritas mental dan fisik.
·         Mengembangkan ketrampilan yang diperlukan untuk mengelola hidupny secara berhasil dengan cara yang tidak merugikan orang lain.
·         Meningkatkan sense of wholeness, integrasi dan keseimbangan.

Jadi pada intinya Tujuan konseling gestalt adalah membantu konseli mencapai kesadaran diri, menerima diri dan mengintegrasikan kembali bagian-bagian dirinya yang telah ditolak.
F.     TEKNIK –TEKNIK KONSELING MENURUT GESTALT
Konselor konseling Gestalt menggunakan banyak tekhnik atau strategi intervensi, namun yang paling banyak dilakukan adalah eksperimen, penggunaan bahasa, analisis impian, fantasi, bermain peran, bermain topdog / underdog, interpretasi komunikasi tubuh, dan kelompok. Berikut adalah uraian singkat tentang tekhnik-tekhnik tersebut.
a.      Eksperimen
Sesuai dengan namanya, eksperimen berarti mendorong konseli untuk mengalami dan mencoba cara-cara baru. Melalui tekhnik ini konselor membelajarkan konseli untuk mengalami dan menghayati kembali masalah-masalah yang tak terselesaikan ke dalam situasi di sini dan sekarang. Eksperimen dapat dilaksanakan melalui prosedur bermain peran atau memberikan kegiatan-kegiatan yang harus diselesaikan oleh konseli pada setiap sesi.



7

b.      Penggunaan Bahasa
Para ahli konseling Gestalt memiliki keyakinan bahwa bahasa memainkan peran penting dalam mempengaruhi perkembangan. Dengan kata lain, penggunaan bahasa yang tepat merupakan bagian dari tekhnik konseling Gestalt yang esensial. Dengan memilih kata-kata yang tepat, konselor dapat menciptakan suatu iklim lingkungan yang dapat mendorong perubahan. Diantaranya bahasa-bahasa yang direkomendasikan dalam konseling Gestalt antara lain:

Ø  Menggunakan pertanyaan “apa” dan “bagaimana” dan bukan “mengapa.”
Contoh: “Apa yang Anda alami ketika hal itu terjadi?” atau “Bagaimana perasaan Anda ketika gagal mencapai apa yang Anda inginkan itu?”
Ø  Menggunakan pernyataan “saya.” Konselor mendorong konseli untuk memusatkan perhatian pada perasaan dan pengalamannya sendiri alih-alih membicarakan orang atau peristiwa lain.
Contoh : “Saya merasa marah” dari pada mengatakan “Ibu saya telah membuat saya marah” atau “Dalam impian itu saya kehilangan dia” daripada mengatakan “Impian saya menbuat saya kehilangan dia.”
Ø  Menekankan pernyataan. Meskipun pertanyaan merupakan bagian penting dalam konseling Gestalt, para konselor konseling Gestalt dianjurkan untuk lebih banyak menggunakan pernyataan.
Contoh : “Kemana saja kamu?” lebih baik menggunakan pernyataan “Saya merasa kita mulai jarang berhubungan.”
Ø  Menyatakan pengalaman “disini dan sekarang.” Jika konseli bercerita tentang masa lampaunya, konselor harus segera mengarahkannya untuk mengalaminya kembali pada saat sekarang. Ini akan mendorong kesadaran di samping kontak yang benar dengan pengalaman-pengalaman konseli.
Ø  Mendorong tanggung jawab. Konselor konseling Gestalt juga direkomendasikan untuk menggunakan bentuk-bentuk frase atau bahasa yang mendorong tanggung jawab pribadi-pribadi dan tidak melemparkan kesalahan pada orang lain.
Contoh : “Saya bertanggung jawab atas hilangnya dia.” Penggunaan bahasa seperti ini memungkinkan konseli untuk mengakui dan  menerima perasaannya.

8

c.       Memaknakan Mimpi
Seperti halnya konseling psikoanalisa, dalam Konseling Gestalt juga digunakan interpretasi impian. Namun, berbeda dengan konseling psikoanalisa yang memandang impian sebagai “jalan lebar menuju ketidaksadaran,” dalam Konseling Gestalt impian dipandang sebagai sebuah “jalan yang lebar menuju integrasi diri.” Dalam hal ini, bagian dari impian dipandang merepresentasikan proyeksi atau aspek-aspek individu. Dengan memahami impian, konseli lebih mungkin memperoleh kesadaran, mengambil tanggung jawab bagi impian-impiannya, melihat impiannya sebagai bagian dari dirinya, memiliki perasaan integrasi yang lebih besar, dan menjadi lebih sadar tentang pikiran-pikiran dan emosinya yang direfleksikan dalam impian tersebut.

d.      Fantasi
Seperti halnya impian, fantasi sering digunakan oleh konselor konseling Gestalt untuk membantu konseli meningkatkan kesadaran dirinya. Fantasi dipandang merepresentasikan proyeksi atau aspek-aspek pribadi konseli. Tekhnik ini, seperti bhalnya eksplorasi impian, membantu konseli untuk lebih sadar tentang kontak dengan perasaannya dan menjadi lebih mampu untuk mengekspresikan emosi-emosinya.

e.       Bermain Peran
Bermain dalam berbagai bentuk menjadi tekhnik yang esensial dalam koneling Gestalt. Contoh permainan yang paling sering digunakan adalah bermain peran. Salah satu bentuk bermain peran yang paling awal digunakan dalam konseling Gestalt adalah psikodrama. Namun dalam perkembangannya psikodrama hamper tidak digunakan lagi. Demikian pula bermain peran dalam konseling Gestalt jarang menggunakan orang lain, karena penggunaan orang lain dalam bermain peran dapat menyebabkan fragmentasi. Bentuk bermain peran yang paling sering digunakan adalah “kursi kosong” (empty chair) atau kursi panas untuk format konseling individual, dan “berkeliling” (making around) untuk format konseling kelompok.
f.       Koreksi permainan topdog / underdog
Para ahli konseling Gestalt memiliki keyakinan bahwa kita terus-menerus mengusik diri kita sendiri dengan permainan atas bawah (topdog/underdog), yakni
9
menempatkan satu bagian diri untuk menceramahi, mendorong, dan mengancam bagian diri yang lain dalam rangka menuju “perilaku baik”. Topdog membuat penilaian dan mengatakan kepada underdog tentang bagaimana seharusnya ia merasa, berfikir, atau bertindak. Topdog dapat diibaratkan kata hati atau superego dalam konsep psikoanalisa. Di sisi lain underdog cenderung untuk menurut dan senang minta maaf tetapi tidak sungguh-sungguh untuk berubah. Tekhnik kursi kosong dapat digunakan untuk memunculkan kesadaran tentang permainan topdog/underdog dan mendorong integrasi bagian-bagian diri di samping mendorong perubahan.

g.      Melatih Kepekaan terhadap Pesan Tubuh

Konselor konseling Gestalt juga berusaha mendorong konseli untuk mencapai kesadaran tentang keutuhan (a sense of wholeness). Kesadaran ini memungkinkan mereka untuk menemukan akses dan menyadari perasaan, pikiran, dan sensasi fisiknya. Banyak orang memiliki kesadaran yang baik tentang emosi dan pikirannya, tetapi kurang peka terhadap sensasi tubuhnya. Oleh karena itu konselor konseling Gestalt berusaha membantu konseli agar lebih peka terhadap pesan-pesan tubuhnya.

h.      Kelompok

Praktek dalam Konseling Gestalt dapat dilaksanakan melalui format individual maupun kelompok. Namun format kelompok dipandang lebih efisien. Umpan balik yang diterima dari konselor maupun dari anggota kelompok dapat mempercepat proses kesadaran. Jika dilaksanakan melalui format kelompok, konseling Gestalt dapat dilaksanakan dengan menggunakan tekhnik berkeliling.

1 komentar:

  1. Borgata Hotel Casino and Spa - Dr. Maryland
    Welcome to Borgata Hotel Casino and 충주 출장샵 Spa, one 김포 출장샵 of 창원 출장샵 the top-rated casinos in the Atlantic City and is 과천 출장마사지 open daily 24 hours. 부천 출장안마 We offer live casino, poker,

    BalasHapus