Selasa, 01 Mei 2012

Perkembangan Bahasa


A.    Pengertian Perkembangan Bahasa
Bahasa adalah suatu sistem simbol yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Pada manusia, bahasa ditandai oleh daya cipta yang tidak pernah habis dan adanya sebuah system aturan. Jadi, Perkembangan Bahasa ialah suatu kemampuan individu untuk menciptakan sebuah kalimat bermakna yang tidak pernah berhenti dengan menggunakan seperangkat kata dan aturan yang terbatas yang menjadikan bahasa sebagai upaya yang sangat kreatif. System aturan bahasa mencakup fonologi, morfologi, sistaksis, semantik dan prakmantik.
Pendekatan filosofis-teoritis menempatkan bahasa sebagai seperangkat aturan (set of rules) yang memang sudah ada dalam otak manusia (Chomsky, 1965). Ketika seperangkat aturan yang dibawa sejak lahir tersebut dihadapkan pada data atau bahasa yang didengar disekitarnya, maka ‘perangkat’ yang ada di otak akan menyesuaikan atau ‘dicetak’ sesuai dengan bahasa tersebut. Ini adalah cara memandang bahasa dari sudut psikologi. Yang perlu dicatat adalah bahwa kedua cara pandang, yakni dari segi semiotika sosial dan psikologi tidak bertentangan, bahkan keduanya saling mengisi.
Pertimbangan psikologis berangkat dari asumsi bahwa bahasa harus diajarkan kepada para siswa sesuai dengan metode dan strategi tertentu, sehingga belajar bahasa menjadi suatu aktivitas yang menyenangkan dan menarik bagi siswa. Strategi untuk menciptakan proses pembelajaran bahasa yang menarik dan menyenangkan bagi siswa bisa dilaksanakan dengan optimal jika guru banyak memahami aspek-aspek psikologis siswa dalam belajar bahasa.

B.     Teori-teori Perkembangan Bahasa
1.      Jean Piaget
Piaget  mengatakan bahwa bahasa baru muncul ketika anak sudah mencapai tahap perkembangan yang sudah lebih maju. Sehingga menurut Piaget, perkembangan kognitif mempengaruhi perkembangan bahasa anak. Piaget tidak memberikan penekanan terhadap pentingnya bahasa dalam perkembangan kognitif anak. Bagi Piaget bukan perkembangan bahasa pertama yang paling fundamental dalam perkembangan kognitif melainkan aktivitas atau action.
Menurut Piaget, ada dua kategori berbahasa yang utama pada anak-anak pra-operasional (2-7 tahun), yaitu :
a.       Berbicara Egosentris (Egocentric Speech)
Berbicara egosentris adalah ketika anak-anak tidak peduli kepada siapa mereka berbicara atau apakah ada yang mendengarkan atau tidak.
Ciri-cirinya yaitu :
·         Pengulangan atau Repetisi, yang digunakan anak-anak semata-mata karena ingin mengatakan sesuatu atau senang berbicara, serta tidak ada karakter lain dalam pembicaraannya.
·         Monolog, yaitu ketika anak-anak berbicara pada diri mereka sendiri seolah-olah mereka sedang berfikir dengan mengucapkannnya keras-keras.
·         Monolog Kolektif, yaitu ketika ada anak-anak lain di dekatnya tetapi anak-anak itu juga tidak mendengarkan apa yang ia katakan.
b.      Berbicara Sosial (Socialized Speech)
Berbicara sosial adalah ketika anak-anak saling bertukar pikiran satu sama lain, mengkritisi satu sama lain, bertanya, menjawab, dan bahkan memerintah atau mengancam.
2.      Bruner
Menurut Bruner (dalam Helena, 2004) bahasa adalah alat yang paling penting bagi pertumbuhan kognitif anak. Bruner meneliti bagaimana orang dewasa menggunakan bahasa untuk menjembatani dunia sekitar dengan anak-anak dan membantu mereka memecahkan masalah. Pembicaraan atau “omongan” yang mendukung anak dalam melakukan kegiatan disebut scaffolding talk. Scaffolding talk atau omongan guru yang digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan di kelas, dapat berlangsung mulai dari memeriksa presensi sampai membubarkan kelas.

3.      Lev Vygotsky
Perkembangan bahasa sangatlah penting dalam perkembangan kognitif anak. Menurut Vygotsky, Private speech adalah salah satu cara yang dapat membantu perkembangan bahasa anak. Private speech merupakan komunikasi yang dilakukan dengan diri sendiri. Biasanya private speech ini dilakukan dengan 2 cara, secara internal yaitu berbicara dalam hati dan tanpa bersuara, atau secara eksternal yaitu berbicara dengan suara. Private speech  juga merupakan salah satu bentuk penggunaan bahasa yang bertujuan untuk mengembangkan anak menjadi pribadi yang mandiri.
Private speech yang dikemukakan oleh Vygotsky ini memiliki banyak sekali kegunaan. Seorang anak yang sering menggunakan private speech dalam perkembangan bahasanya, maka ia akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih pandai berkomunikasi dan berinteraksi secara social dibandingkan dengan anak yang sedikit bahkan tidak pernah menggunakan private speech. Sehingga bisa dikatakan bahwa private speech merupakan transisi awal untk menjadi seseorang yang komunikatif secara social. Selain itu, ternyata private speech juga memiliki peran dalam bagaimana harus menata perilaku. Private speech juga mampu membantu anak dalam membentuk pribadi yang penuh perhatian serta memiliki kinerja yang bagus.
Private speech juga mampu digunakan sebagai alat dalam menyelesaikan suatu masalah. Hal ini tampak pada anak dalam tahap kognitif pra-operasional, dimana ketika anak yang berusaha memikirkan penyelesaian masalah yang dihadapinya dengan menggunakan suara keras. Namun, ketika anak telah memasuki tahap operasional konkrit, private speech tidak terdengar lagi.

4.      Roger Brown
Menurut Roger Brown (1973), perkembangan bahasa terbagi menjadi 5 tahap yaitu :


Tahap

Usia
Rata-rata (Bulan)
Panjang Pengucapan Rata-rata (Jumlah Rata-rata per Kalimat)


Karakteristik

Kalimat yang Lazim Diucapkan


1.


12-26


1,00-2,00
Perbendaharaan kata utamanya terdiri dari banyak kata benda dan kata kerja dengan sedikit kata sifat dan kata keterangan; urutan kata diperhatikan.


Bayi mandi

2.

27-30

2,00-2,50
Penggunakaan kata jamak; menggunakan past tense, penggunaan be, kata depan, beberapa preposisi.

Mobil maju cepat

3.

31-34

2,50-3,00
Menggunakan pertanyaan ya-tidak, menggunakan kalimat sanggahan dan kalimat berita.

Letakkan bayi itu

4.

35-40

3,00-3,75
Melekatkan kalimat yang satu dalam kalimat yang lain.
Itu mobil baru yang ibu beli untukku

5.

41-46

3,75-4,50
Koordinasi antara kalimat-kalimat sederhana dan hubungan-hubungan proporsional.
Jenny dan Cindy itu saudara

C.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa
Ada tiga faktor yang paling signifikan yang mempengaruhi anak dalam berbahasa, yaitu :
1.      Faktor Biologis
Faktor bahasa adalah salah satu landasan perkembangan bahasa untuk membentuk manusia menjadi seorang manusia linguistic. Setiap anak mempunyai language acquisition device (LAD), yaitu kemampuan alamiah anak untuk berbahasa.
2.      Faktor Kognitif
Faktor kognitif individu merupakan satu hal yang tidak bisa dipisahkan pada perkembangan bahasa anak. Para ahli kognitif juga menegaskan bahwa kemampuan anak berbahasa bergantung pada kematangan kognitifnya.
3.      Faktor Lingkungan
Para pakar perilaku (behaviorists) memandang bahasa sama seperti perilaku lainnya, misalnya duduk, berjalan atau berlari. Mereka berpendapat bahwa bahasa hanya merupakan urutan respons atau sebuah imitasi. Tetapi banyak kalimat yang kita hasilkan adalah baru, kita tidak mendengarkan atau membicarakan sebelumnya. Misalnya, anak mendengar kalimat “Piring jatuh ke lantai” dan kemudian mengatakan, “Cerminku jatuh ke selimut” setelah menjatuhkan cermin ke arah selimut mekanisme penguatan dan imitasi tidak bisa menjelaskan perilaku itu secara sempurna.
Menurut Jean Piaget, secara rinci dapat diidentifikasi sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa, yaitu:
a.       Kognisi (Proses Memperoleh Pengetahuan)
Tinggi rendahnya kemampuan kognisi individu akan mempengaruhi cepat lambatnya perkembangan bahasa individu. Ini relevan dengan pembahasan sebelumnya bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara pikiran dengan bahasa seseorang.
b.      Pola Komunikasi Dalam Keluarga
Dalam suatu keluarga yang pola komunikasinya banyak arah akan mempercepat perkembangan bahasa keluarganya.
c.       Jumlah Anak Atau Jumlah Keluarga
Suatu keluarga yang memiliki banyak anggota keluarga, perkembangan bahasa anak lebih cepat, karena terjadi komunikasi yang bervariasi dibandingkan dengan yang hanya memiliki anak tunggal dan tidak ada anggota lain selain keluarga inti.
d.      Posisi Urutan Kelahiran
Perkembangan bahasa anak yang posisi kelahirannya di tengah akan lebih cepat ketimbang anak sulung atau anak bungsu. Hal ini disebabkan anak sulung memiliki arah komunikasi ke bawah saja dan anak bungsu hanya memiliki arah komunikasi ke atas saja.
e.       Kedwibahasaan(Pemakaian dua bahasa)
Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang menggunakan bahasa lebih dari satu atau lebih bagus dan lebih cepat perkembangan bahasanya ketimbang yang hanya menggunakan satu bahasa saja karena anak terbiasa menggunakan bahasa secara bervariasi. Misalnya, di dalam rumah dia menggunakan bahasa sunda dan di luar rumah dia menggunakan bahasa Indonesia. Dalam bukunya “Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja” Syamsu Yusuf mengatakan bahwa perkembangan bahasa dipengaruhi oleh 5 faktor, yaitu: faktor kesehatan, intelegensi, statsus sosial ekonomi, jenis kelamin, dan hubungan keluarga.
Karakteristik perkembangan bahasa remaja sesungguhnya didukung oleh perkembangan kognitif yang menurut Jean Piaget telah mencapai tahap operasional formal. Sejalan dengan perkembangan kognitifnya, remaja mulai mampu mengaplikasikan prinsip-prinsip berpikir formal atau berpikir ilmiah secara baik pada setiap situasi dan telah mengalami peningkatan kemampuan dalam menyusun pola hubungan secara komperhensif, membandingkan secara kritis antara fakta dan asumsi dengan mengurangi penggunaan simbol-simbol dan terminologi konkret dalam mengomunikasikannya.
D.    Pengaruh Perkembangan Bahasa terhadap Perilaku
Bahasa hanyalah bentuk lain dari perilaku. Para ahli perilaku yakin bahasa dipelajari khususnya melalui penguatan dan imitasi, walaupun kemungkinan ini lebih merupakan usaha yang memudahkan pembelajaran bahasa daripada hal mutlak diperlukan.
Kebanyakan anak diperkenalkan dengan bahasa sejak awal perkembangan mereka. Beberapa cara orang dewasa mengajarkan bahasa pada bayi ialah motherese, recasting, echoing, expanding, dan labeling. Orang tua sebaiknya berbicara pada anak secara ekstensif, khususnya tentang apa yang sedang bayi pelajari pada saat itu. Pembicaraan sebaiknya mengutamakan pembicaraan secara langsung, bukan pembicaraan mekanis.
Menurut tokoh psikologi Piaget, dua macam perkembangan dapat terjadi sebagai hasil dari beraktivitas, yaitu asimilasi dan akomodasi. Suatu perkembangan disebut asimilasi jika aktivitas terjadi tanpa menghasilkan perubahan pada anak, sedangkan akomodasi terjadi jika anak menyesuaikan diri terhadap hal-hal yang ada di lingkungannya. Misalnya menurut contoh Cameron (2001), ketika anak sudah bisa menggunakan sendok dan kemudian diberi garpu dan dia menggunakan garpu (alat makan baru) sebagaimana ia menggunakan sendok yang berfungsi sebagai alat makan yang dikenal sebelumnya, berarti ia telah melakukan asimilasi. Akan tetapi, ketika ia sadar bahwa dengan garpu ia memiliki kesempatan untuk makan dengan cara menusukkan garpu ke makanan dan bukan cuma menyendoknya. Dengan demikian, anak itu telah melakukan akomodasi.
Pada mulanya asimilasi dan akomodasi merupakan proses adaptasi perilaku yang kemudian menjadi proses berpikir. Akomodasi merupakan konsep penting yang kemudian dipertimbangkan dalam dunia pembelajaran bahasa yang dikenal dengan sebutan restructuring. Istilah ini mengacu kepada reorganisasi representasi mental dalam sebuah bahasa (McLaughlin, 1992). Maksudnya, anak telah memiliki pola-pola bahasa dalam pikirannya, tetapi ketika dihadapkan kepada fakta bahasa (pola) baru dan fakta baru tersebut memiliki potensi untuk berkomunikasi dengan cara berbeda, maka anak melakukan penyesuaian dengan pola-pola baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar